Berita Tentang Hari Kiamat
(ditulis oleh: Al-Ustadzah Ummu Ishaq Al-Atsariyah)
Datangnya hari kiamat adalah
suatu kepastian. Hanya saja berita tentang hari kiamat ini terasa asing atau
terlupakan bagi sebagian manusia yang hidup mereka tersibukkan dengan
bermain-main, lalai, mengenyangkan diri dengan syahwat dunia dan kelezatannya.
Kenikmatan dunia berupa harta, anak-anak, dan sebagainya telah melupakan mereka
akan pertemuan dengan hari tersebut. Padahal hari kiamat demikian dekatnya.
Allah k berfirman:
“Telah dekat hari kiamat dan
telah terbelah bulan.” (Al-Qamar: 1)
“Manusia bertanya kepadamu
tentang (kapan datangnya) hari kiamat. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan
tentang kapan datangnya hari kiamat itu hanyalah di sisi Allah.’ Dan tahukah
kamu (wahai Muhammad) boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya?”
(Al-Ahzab: 63)
Sahabat yang mulia Anas bin Malik
z mengabarkan bahwa Nabi n pernah bersabda:
بُعِثْتُ أَناَ وَالسَّاعَةُ
كَهاتَيْنِ. وَأَشَارَ بِأَصْبِعَيْهِ السَّبَابَةِ وَالْوُسْطَى
“Diutusnya aku dengan datangnya
hari kiamat seperti dua jari ini.” Beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk
dan jari tengahnya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hari kiamat ini tidak akan
menimpa kecuali sejelek-jelek manusia, karena orang-orang yang memiliki iman
walaupun sangat tipis telah diwafatkan sebelumnya. Rasulullah n mengabarkan:
لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ إِلاَّ
عَلىَ شِرَارِ النَّاسِ
“Tidak akan datang hari kiamat
kecuali pada sejelek-jelek manusia.” (HR. Muslim)
Diawali hari kiamat dengan tiupan
sangkakala oleh malaikat Israfil. Maka matilah seluruh penduduk langit dan
penghuni bumi kecuali yang Allah l kehendaki. Kemudian diikuti tiupan kedua
maka bangkitlah seluruh manusia dari dalam kuburnya.
“Dan ditiuplah sangkakala maka
matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali yang Allah kehendaki. Kemudian
ditiup lagi tiupan yang lain maka tiba-tiba mereka bangkit dari kubur mereka
dalam keadaan menanti (putusannya masing-masing).” (Az-Zumar: 68)
Hari itu adalah hari yang sangat
mengerikan. Allah k menggambarkannya dalam firman-Nya:
“Wahai sekalian manusia,
bertakwalah kalian kepada Rabb kalian, sesungguhnya goncangan hari kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). Pada hari itu ketika kalian
melihat kegoncangan tersebut, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari
anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan semua wanita yang hamil dan kalian
lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan
tetapi azab Allah itu sangat keras.” (Al-Hajj: 1-2)
Usai tiupan kedua, manusia
bangkit dari kubur-kubur mereka dalam keadaan tanpa busana, tanpa alas kaki,
dan belum dikhitan. Tidak ada seorang pun yang menoleh kepada yang lain karena
kegelisahan yang menyelimuti. Semua dicekam ketakutan! Ketika Aisyah x
mendengar berita ini dari Rasulullah n, ia berucap:
ياَ رَسُوْلَ اللهِ، الرِّجَالُ
وَالنِّسَاءُ جَمِيْعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ؟ فَقَالَ n: الْأَمْرُ
أَشَدُّ مِنْ أَنْ يُهِمَّهُمْ ذَلِكَ
“Wahai Rasulullah, para lelaki
dan para wanita seluruhnya dikumpulkan dalam keadaan demikian berarti sebagian
mereka akan melihat aurat sebagian yang lain?” Rasulullah n menjawab,
“Perkaranya terlalu dahsyat dari membuat mereka berkeinginan demikian.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
Termasuk perkara yang menambah
kedahsyatan hari tersebut adalah didekatkannya matahari dengan manusia sehingga
peluh mereka bercucuran. Abu Hurairah z berkata, “Rasulullah n bersabda:
يَعْرَقُ النَّاسُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ حَتَّى يَذْهَبَ عَرَقُهُمْ فِي الْأَرْضِ سَبْعِيْنَ ذِرَاعًا
وَيُلْجِمُهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ آذَانَهُمْ
“Manusia berkeringat pada hari
kiamat sampai-sampai keringat mereka bercucuran ke bumi setinggi 70 hasta dan
mengekang (menenggelamkan) mereka sampai mencapai telinga-telinga mereka.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
Al-Miqdad ibnul Aswad z
mengabarkan, “Aku pernah mendengar Rasulullah n bersabda:
تُدْنىَ الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ -قَالَ سُلَيْمُ بْنُ
عَامِرٍ: فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيلِ، أَمَسَافَةُ الْأَرْضِ
أَمِ الْمِيْلُ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ- قَالَ: فَيَكُوْنُ النَّاسُ
عَلىَ قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ، فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى
كَعْبَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ
يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا.
وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ n إِلَى فِيْهِ.
“Didekatkan matahari dengan
makhluk (manusia) pada hari kiamat hingga jarak matahari dari mereka seukuran
mil.” –Sulaim bin ‘Amir (perawi yang meriwayatkan dari Al-Miqdad, pent.), “Demi
Allah, aku tidak tahu apa yang beliau maksudkan dengan mil, apakah ukuran jarak
ataukah kayu/alat yang digunakan untuk mencelaki mata.”–Rasulullah bersabda,
“Maka manusia (pada saat itu) dibanjiri peluh sesuai kadar amalan mereka. Di
antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Di antara mereka
ada yang keringatnya sampai kedua lututnya. Di antara mereka ada yang
keringatnya sampai kedua pinggangnya. Dan di antara mereka ada yang benar-benar
ditenggelamkan oleh keringatnya.” Rasulullah n memberi isyarat ke mulutnya.”
(HR. Muslim)
Di saat kebanyakan manusia
tersiksa dengan panas yang sangat, peluh yang membanjiri dan ketakutan yang
sangat, ada segolongan orang yang dinaungi oleh Allah k dengan naungan-Nya.
Mereka tidak merasakan apa yang diderita oleh orang-orang lain. Di antara
mereka adalah yang dikabarkan oleh Nabi n dalam sabdanya:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي
ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَادِلٌ, وَشَابٌّ نَشَأَ فِي
عِبَادَةِ اللهِ, وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلِّقٌ بِالْمَسَاجِدِ, وَرَجُلاَنِ
تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ, وَرَجُلٌ
دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصَبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ,
وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمُ شِمَالُهُ مَا
تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ, وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada tujuh golongan yang Allah
naungi dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
Mereka adalah imam (pemimpin) yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah
kepada Allah, lelaki yang hatinya selalu terikat/terpaut dengan masjid-masjid,
dua orang yang saling mencintai karena Allah mereka berkumpul karena Allah dan
berpisah karena Allah, (kemudian) seorang lelaki yang diajak berzina oleh
seorang wanita yang punya kedudukan dan kecantikan namun ia berkata, “Sungguh
aku takut kepada
Allah.” (Yang berikutnya) seorang yang bersedekah lalu ia
menyembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diinfakkan oleh tangan kanannya dan seseorang yang berzikir (mengingat) Allah
dalam keadaan sendirian lalu mengalir air matanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Saudariku, bayangkanlah kengerian
pada hari itu. Manusia berdiri di hadapan Rabbul ‘Alamin untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia.
“Maka demi Rabbmu! Kami
sungguh-sungguh akan menanyakan kepada mereka seluruhnya, tentang apa yang
dulunya mereka amalkan.” (Al-Hijr: 92-93)
Sungguh, tidak ada satu pun yang
tersembunyi dari Allah k. Tidak ada seorang pun yang dapat mengingkari ataupun
menutupi apa yang dahulunya ia perbuat, karena anggota tubuhnya menjadi saksi.
فَيُخْتَمُ عَلَى فِيْهِ وَيُقَالُ
لِفَخِذِهِ وَلَحْمِهِ وَعِظَامِهِ: انْطِقِيْ. فَتَنْطِقُ فَخِذُهُ وَلَحْمُهُ
وَعِظَامُهُ بِعَمَلِهِ…
“Maka ditutuplah mulutnya dan
dikatakan kepada pahanya, dagingnya dan tulangnya, ‘Berbicaralah!’ Lalu
berbicaralah pahanya, daging dan tulangnya mengabarkan tentang amalannya
(ketika di dunia)….” (HR. Muslim)
Sahabat Rasul yang bernama ‘Adi
bin Hatim z mengabarkan sabda Rasulullah n:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ
سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تَرْجُمَانُ، فَيَنْظُرُ
أَيْمَنَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ مِنْ عَمَلِهِ، وَيَنْظُرُ
أَشْأَمَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ، وَيَنْظُرُ بَيْنَ يَدَيْهِ
فَلاَ يَرَى إِلاَّ النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ، فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ
بِشِقِّ تَمْرَةٍ
“Tidak ada seorang pun dari
kalian kecuali nanti akan diajak bicara oleh Rabbnya, tanpa ada seorang
penerjemah antara dia dengan Rabbnya. Lalu ia memandang ke arah kanannya namun
ia tidak melihat kecuali amal yang telah dilakukannya. Ia juga memandang ke
arah kirinya, namun ia tidak melihat kecuali amal yang telah dilakukannya. Dan
ia memandang ke depannya, namun ia tidak melihat kecuali neraka di hadapan
wajahnya. Maka jagalah diri kalian dari neraka walaupun dengan bersedekah
sepotong belahan kurma.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Saudariku, termasuk yang menambah
kengerian pada hari itu adalah sangat panjangnya hari tersebut. Sebagaimana
berita dari Dzat yang Maha Benar pengabaran-Nya:
“Seseorang telah meminta
disegerakannya azab yang pasti terjadi, bagi orang-orang kafir, yang tidak ada
seorang pun dapat menolaknya. (Yang datang) dari Allah, Yang mempunyai
tempat-tempat naik. Malaikat-malaikat dan Jibril naik menghadap kepada-Nya dalam
sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun1.” (Al-Ma’arij: 1-4)
Karenanya, hendaklah kita
memikirkan kengerian hari tersebut dan kita harus ingat bahwa keselamatan dari
kengeriannya hanyalah didapatkan dengan rahmat Allah, kemudian dengan amalan
shalih.
Hari itu semua manusia akan
menyesal. Bila ia seorang yang berbuat baik, ia akan menyesal kenapa ia tidak
menambah dan memperbanyak kebaikannya. Bila ia seorang yang berbuat jelek, ia
akan menyesal kenapa dahulu menyia-nyiakan umurnya dari melakukan amal shalih.
Ingatlah, saat catatan amal
beterbangan pada hari tersebut dalam keadaan seseorang tidak tahu apakah ia
akan menerima catatannya dengan tangan kanan sehingga ia beroleh kebahagiaan
nan abadi, ataukah ia akan menerimanya dengan tangan kiri sehingga ia akan
celaka.
“Adapun orang-orang yang
diberikan kepadanya catatan amaalnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata,
‘Ambilllah, bacalah catatan amalku ini. Sungguh aku yakin bahwa aku akan
menemui hisab terhadap amalku.’ Maka orang itu berada dalam kehidupan yang
diridhai, dalam surga yang tinggi. Buah-buahannya dekat. (Kepada mereka
dikatakan), ‘Makan dan minumlah dengan sedap sebagai balasan amalan yang telah
kalian kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.’ Adapun orang yang diberikan
kepadanya catatan amalnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata, ‘Wahai,
alangkah baiknya bila sekiranya tidak diberikan kepadaku catatan amalku ini.
Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian
itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberikan
manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaan dariku.’ (Allah berfirman), “Peganglah
dia, lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkan dia ke dalam api
neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya
tujuh puluh hasta.’ Sesungguhnya dulu dia tidak beriman kepada Allah Yang Maha
Agung. Dan juga tidak mendorong orang lain untuk memberi makan orang miskin.
Maka tiada seorang pun teman baginya pada hari ini di sini. Dan tiada pula
makanan sedikit pun baginya kecuali berupa darah dan nanah. Tidak ada yang
memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.” (Al-Haqqah: 19-37)
Ingatlah saudariku, wahai
hamba-hamba Allah l, dengan shirath (titian) yang licin lagi menggelincirkan
yang diletakkan di atas punggung Jahannam. Manusia melewatinya sesuai kadar
amalannya. Ada yang melewatinya dengan sangat cepat, ada yang lambat perlahan,
ada yang merangkak, dan ada yang tersungkur ke dalam api yang menyala-nyala.
Kita tak tahu apakah kita termasuk yang selamat melewatinya, ataukah
na’udzubillah terperosok ke dalam jurang Jahannam. Kita mohon kepada Allah k
keselamatan!
Ingatlah semua ini wahai
saudariku! Yakinlah karena ini bukanlah khayalan, sekadar isapan jempol dan
dongeng pengantar tidur. Semua yang disebutkan di sini sungguh benar adanya dan
pasti datangnya. Perkara-perkara ini dekat, walaupun terasa kehidupan kita
panjang.
Apa yang kita persiapkan untuk
hari tersebut? Iya, amal shalih…. Dengannya setelah rahmat Allah k, kita akan
selamat dan termasuk orang-orang yang berbahagia. Menjadi penghuni surga yang
seluas langit dan bumi.
Ya Allah, ya Arhamar Rahimin, ya
Karim! Selamatkanlah kami dari siksa-Mu dan jadikanlah kami termasuk
orang-orang yang beruntung dapat mendiami surga-Mu, negeri kemuliaan-Mu. Amin.
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
Datangnya hari kiamat adalah
suatu kepastian. Hanya saja berita tentang hari kiamat ini terasa asing atau
terlupakan bagi sebagian manusia yang hidup mereka tersibukkan dengan
bermain-main, lalai, mengenyangkan diri dengan syahwat dunia dan kelezatannya.
Kenikmatan dunia berupa harta, anak-anak, dan sebagainya telah melupakan mereka
akan pertemuan dengan hari tersebut. Padahal hari kiamat demikian dekatnya.
Allah k berfirman:
“Telah dekat hari kiamat dan
telah terbelah bulan.” (Al-Qamar: 1)
“Manusia bertanya kepadamu
tentang (kapan datangnya) hari kiamat. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan
tentang kapan datangnya hari kiamat itu hanyalah di sisi Allah.’ Dan tahukah
kamu (wahai Muhammad) boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya?”
(Al-Ahzab: 63)
Sahabat yang mulia Anas bin Malik
z mengabarkan bahwa Nabi n pernah bersabda:
بُعِثْتُ أَناَ وَالسَّاعَةُ
كَهاتَيْنِ. وَأَشَارَ بِأَصْبِعَيْهِ السَّبَابَةِ وَالْوُسْطَى
“Diutusnya aku dengan datangnya
hari kiamat seperti dua jari ini.” Beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk
dan jari tengahnya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hari kiamat ini tidak akan
menimpa kecuali sejelek-jelek manusia, karena orang-orang yang memiliki iman
walaupun sangat tipis telah diwafatkan sebelumnya. Rasulullah n mengabarkan:
لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ إِلاَّ
عَلىَ شِرَارِ النَّاسِ
“Tidak akan datang hari kiamat
kecuali pada sejelek-jelek manusia.” (HR. Muslim)
Diawali hari kiamat dengan tiupan
sangkakala oleh malaikat Israfil. Maka matilah seluruh penduduk langit dan
penghuni bumi kecuali yang Allah l kehendaki. Kemudian diikuti tiupan kedua
maka bangkitlah seluruh manusia dari dalam kuburnya.
“Dan ditiuplah sangkakala maka
matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali yang Allah kehendaki. Kemudian
ditiup lagi tiupan yang lain maka tiba-tiba mereka bangkit dari kubur mereka
dalam keadaan menanti (putusannya masing-masing).” (Az-Zumar: 68)
Hari itu adalah hari yang sangat
mengerikan. Allah k menggambarkannya dalam firman-Nya:
“Wahai sekalian manusia,
bertakwalah kalian kepada Rabb kalian, sesungguhnya goncangan hari kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). Pada hari itu ketika kalian
melihat kegoncangan tersebut, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari
anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan semua wanita yang hamil dan kalian
lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan
tetapi azab Allah itu sangat keras.” (Al-Hajj: 1-2)
Usai tiupan kedua, manusia
bangkit dari kubur-kubur mereka dalam keadaan tanpa busana, tanpa alas kaki,
dan belum dikhitan. Tidak ada seorang pun yang menoleh kepada yang lain karena
kegelisahan yang menyelimuti. Semua dicekam ketakutan! Ketika Aisyah x
mendengar berita ini dari Rasulullah n, ia berucap:
ياَ رَسُوْلَ اللهِ، الرِّجَالُ
وَالنِّسَاءُ جَمِيْعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ؟ فَقَالَ n: الْأَمْرُ
أَشَدُّ مِنْ أَنْ يُهِمَّهُمْ ذَلِكَ
“Wahai Rasulullah, para lelaki
dan para wanita seluruhnya dikumpulkan dalam keadaan demikian berarti sebagian
mereka akan melihat aurat sebagian yang lain?” Rasulullah n menjawab,
“Perkaranya terlalu dahsyat dari membuat mereka berkeinginan demikian.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
Termasuk perkara yang menambah
kedahsyatan hari tersebut adalah didekatkannya matahari dengan manusia sehingga
peluh mereka bercucuran. Abu Hurairah z berkata, “Rasulullah n bersabda:
يَعْرَقُ النَّاسُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ حَتَّى يَذْهَبَ عَرَقُهُمْ فِي الْأَرْضِ سَبْعِيْنَ ذِرَاعًا
وَيُلْجِمُهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ آذَانَهُمْ
“Manusia berkeringat pada hari
kiamat sampai-sampai keringat mereka bercucuran ke bumi setinggi 70 hasta dan
mengekang (menenggelamkan) mereka sampai mencapai telinga-telinga mereka.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
Al-Miqdad ibnul Aswad z
mengabarkan, “Aku pernah mendengar Rasulullah n bersabda:
تُدْنىَ الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ -قَالَ سُلَيْمُ بْنُ
عَامِرٍ: فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيلِ، أَمَسَافَةُ الْأَرْضِ
أَمِ الْمِيْلُ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ- قَالَ: فَيَكُوْنُ النَّاسُ
عَلىَ قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ، فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى
كَعْبَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ
يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا.
وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ n إِلَى فِيْهِ.
“Didekatkan matahari dengan
makhluk (manusia) pada hari kiamat hingga jarak matahari dari mereka seukuran
mil.” –Sulaim bin ‘Amir (perawi yang meriwayatkan dari Al-Miqdad, pent.), “Demi
Allah, aku tidak tahu apa yang beliau maksudkan dengan mil, apakah ukuran jarak
ataukah kayu/alat yang digunakan untuk mencelaki mata.”–Rasulullah bersabda,
“Maka manusia (pada saat itu) dibanjiri peluh sesuai kadar amalan mereka. Di
antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Di antara mereka
ada yang keringatnya sampai kedua lututnya. Di antara mereka ada yang
keringatnya sampai kedua pinggangnya. Dan di antara mereka ada yang benar-benar
ditenggelamkan oleh keringatnya.” Rasulullah n memberi isyarat ke mulutnya.”
(HR. Muslim)
Di saat kebanyakan manusia
tersiksa dengan panas yang sangat, peluh yang membanjiri dan ketakutan yang
sangat, ada segolongan orang yang dinaungi oleh Allah k dengan naungan-Nya.
Mereka tidak merasakan apa yang diderita oleh orang-orang lain. Di antara
mereka adalah yang dikabarkan oleh Nabi n dalam sabdanya:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي
ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَادِلٌ, وَشَابٌّ نَشَأَ فِي
عِبَادَةِ اللهِ, وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلِّقٌ بِالْمَسَاجِدِ, وَرَجُلاَنِ
تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ, وَرَجُلٌ
دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصَبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ,
وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمُ شِمَالُهُ مَا
تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ, وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada tujuh golongan yang Allah
naungi dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
Mereka adalah imam (pemimpin) yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah
kepada Allah, lelaki yang hatinya selalu terikat/terpaut dengan masjid-masjid,
dua orang yang saling mencintai karena Allah mereka berkumpul karena Allah dan
berpisah karena Allah, (kemudian) seorang lelaki yang diajak berzina oleh
seorang wanita yang punya kedudukan dan kecantikan namun ia berkata, “Sungguh
aku takut kepada
Allah.” (Yang berikutnya) seorang yang bersedekah lalu ia
menyembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diinfakkan oleh tangan kanannya dan seseorang yang berzikir (mengingat) Allah
dalam keadaan sendirian lalu mengalir air matanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Saudariku, bayangkanlah kengerian
pada hari itu. Manusia berdiri di hadapan Rabbul ‘Alamin untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia.
“Maka demi Rabbmu! Kami
sungguh-sungguh akan menanyakan kepada mereka seluruhnya, tentang apa yang
dulunya mereka amalkan.” (Al-Hijr: 92-93)
Sungguh, tidak ada satu pun yang
tersembunyi dari Allah k. Tidak ada seorang pun yang dapat mengingkari ataupun
menutupi apa yang dahulunya ia perbuat, karena anggota tubuhnya menjadi saksi.
فَيُخْتَمُ عَلَى فِيْهِ وَيُقَالُ
لِفَخِذِهِ وَلَحْمِهِ وَعِظَامِهِ: انْطِقِيْ. فَتَنْطِقُ فَخِذُهُ وَلَحْمُهُ
وَعِظَامُهُ بِعَمَلِهِ…
“Maka ditutuplah mulutnya dan
dikatakan kepada pahanya, dagingnya dan tulangnya, ‘Berbicaralah!’ Lalu
berbicaralah pahanya, daging dan tulangnya mengabarkan tentang amalannya
(ketika di dunia)….” (HR. Muslim)
Sahabat Rasul yang bernama ‘Adi
bin Hatim z mengabarkan sabda Rasulullah n:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ
سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تَرْجُمَانُ، فَيَنْظُرُ
أَيْمَنَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ مِنْ عَمَلِهِ، وَيَنْظُرُ
أَشْأَمَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ، وَيَنْظُرُ بَيْنَ يَدَيْهِ
فَلاَ يَرَى إِلاَّ النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ، فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ
بِشِقِّ تَمْرَةٍ
“Tidak ada seorang pun dari
kalian kecuali nanti akan diajak bicara oleh Rabbnya, tanpa ada seorang
penerjemah antara dia dengan Rabbnya. Lalu ia memandang ke arah kanannya namun
ia tidak melihat kecuali amal yang telah dilakukannya. Ia juga memandang ke
arah kirinya, namun ia tidak melihat kecuali amal yang telah dilakukannya. Dan
ia memandang ke depannya, namun ia tidak melihat kecuali neraka di hadapan
wajahnya. Maka jagalah diri kalian dari neraka walaupun dengan bersedekah
sepotong belahan kurma.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Saudariku, termasuk yang menambah
kengerian pada hari itu adalah sangat panjangnya hari tersebut. Sebagaimana
berita dari Dzat yang Maha Benar pengabaran-Nya:
“Seseorang telah meminta
disegerakannya azab yang pasti terjadi, bagi orang-orang kafir, yang tidak ada
seorang pun dapat menolaknya. (Yang datang) dari Allah, Yang mempunyai
tempat-tempat naik. Malaikat-malaikat dan Jibril naik menghadap kepada-Nya dalam
sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun1.” (Al-Ma’arij: 1-4)
Karenanya, hendaklah kita
memikirkan kengerian hari tersebut dan kita harus ingat bahwa keselamatan dari
kengeriannya hanyalah didapatkan dengan rahmat Allah, kemudian dengan amalan
shalih.
Hari itu semua manusia akan
menyesal. Bila ia seorang yang berbuat baik, ia akan menyesal kenapa ia tidak
menambah dan memperbanyak kebaikannya. Bila ia seorang yang berbuat jelek, ia
akan menyesal kenapa dahulu menyia-nyiakan umurnya dari melakukan amal shalih.
Ingatlah, saat catatan amal
beterbangan pada hari tersebut dalam keadaan seseorang tidak tahu apakah ia
akan menerima catatannya dengan tangan kanan sehingga ia beroleh kebahagiaan
nan abadi, ataukah ia akan menerimanya dengan tangan kiri sehingga ia akan
celaka.
“Adapun orang-orang yang
diberikan kepadanya catatan amaalnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata,
‘Ambilllah, bacalah catatan amalku ini. Sungguh aku yakin bahwa aku akan
menemui hisab terhadap amalku.’ Maka orang itu berada dalam kehidupan yang
diridhai, dalam surga yang tinggi. Buah-buahannya dekat. (Kepada mereka
dikatakan), ‘Makan dan minumlah dengan sedap sebagai balasan amalan yang telah
kalian kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.’ Adapun orang yang diberikan
kepadanya catatan amalnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata, ‘Wahai,
alangkah baiknya bila sekiranya tidak diberikan kepadaku catatan amalku ini.
Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian
itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberikan
manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaan dariku.’ (Allah berfirman), “Peganglah
dia, lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkan dia ke dalam api
neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya
tujuh puluh hasta.’ Sesungguhnya dulu dia tidak beriman kepada Allah Yang Maha
Agung. Dan juga tidak mendorong orang lain untuk memberi makan orang miskin.
Maka tiada seorang pun teman baginya pada hari ini di sini. Dan tiada pula
makanan sedikit pun baginya kecuali berupa darah dan nanah. Tidak ada yang
memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.” (Al-Haqqah: 19-37)
Ingatlah saudariku, wahai
hamba-hamba Allah l, dengan shirath (titian) yang licin lagi menggelincirkan
yang diletakkan di atas punggung Jahannam. Manusia melewatinya sesuai kadar
amalannya. Ada yang melewatinya dengan sangat cepat, ada yang lambat perlahan,
ada yang merangkak, dan ada yang tersungkur ke dalam api yang menyala-nyala.
Kita tak tahu apakah kita termasuk yang selamat melewatinya, ataukah
na’udzubillah terperosok ke dalam jurang Jahannam. Kita mohon kepada Allah k
keselamatan!
Ingatlah semua ini wahai
saudariku! Yakinlah karena ini bukanlah khayalan, sekadar isapan jempol dan
dongeng pengantar tidur. Semua yang disebutkan di sini sungguh benar adanya dan
pasti datangnya. Perkara-perkara ini dekat, walaupun terasa kehidupan kita
panjang.
Apa yang kita persiapkan untuk
hari tersebut? Iya, amal shalih…. Dengannya setelah rahmat Allah k, kita akan
selamat dan termasuk orang-orang yang berbahagia. Menjadi penghuni surga yang
seluas langit dan bumi.
Ya Allah, ya Arhamar Rahimin, ya
Karim! Selamatkanlah kami dari siksa-Mu dan jadikanlah kami termasuk
orang-orang yang beruntung dapat mendiami surga-Mu, negeri kemuliaan-Mu. Amin.
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
Datangnya hari kiamat adalah
suatu kepastian. Hanya saja berita tentang hari kiamat ini terasa asing atau
terlupakan bagi sebagian manusia yang hidup mereka tersibukkan dengan
bermain-main, lalai, mengenyangkan diri dengan syahwat dunia dan kelezatannya.
Kenikmatan dunia berupa harta, anak-anak, dan sebagainya telah melupakan mereka
akan pertemuan dengan hari tersebut. Padahal hari kiamat demikian dekatnya.
Allah k berfirman:
“Telah dekat hari kiamat dan
telah terbelah bulan.” (Al-Qamar: 1)
“Manusia bertanya kepadamu
tentang (kapan datangnya) hari kiamat. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan
tentang kapan datangnya hari kiamat itu hanyalah di sisi Allah.’ Dan tahukah
kamu (wahai Muhammad) boleh jadi hari kiamat itu sudah dekat waktunya?”
(Al-Ahzab: 63)
Sahabat yang mulia Anas bin Malik
z mengabarkan bahwa Nabi n pernah bersabda:
بُعِثْتُ أَناَ وَالسَّاعَةُ
كَهاتَيْنِ. وَأَشَارَ بِأَصْبِعَيْهِ السَّبَابَةِ وَالْوُسْطَى
“Diutusnya aku dengan datangnya
hari kiamat seperti dua jari ini.” Beliau memberi isyarat dengan jari telunjuk
dan jari tengahnya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Hari kiamat ini tidak akan
menimpa kecuali sejelek-jelek manusia, karena orang-orang yang memiliki iman
walaupun sangat tipis telah diwafatkan sebelumnya. Rasulullah n mengabarkan:
لاَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ إِلاَّ
عَلىَ شِرَارِ النَّاسِ
“Tidak akan datang hari kiamat
kecuali pada sejelek-jelek manusia.” (HR. Muslim)
Diawali hari kiamat dengan tiupan
sangkakala oleh malaikat Israfil. Maka matilah seluruh penduduk langit dan
penghuni bumi kecuali yang Allah l kehendaki. Kemudian diikuti tiupan kedua
maka bangkitlah seluruh manusia dari dalam kuburnya.
“Dan ditiuplah sangkakala maka
matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali yang Allah kehendaki. Kemudian
ditiup lagi tiupan yang lain maka tiba-tiba mereka bangkit dari kubur mereka
dalam keadaan menanti (putusannya masing-masing).” (Az-Zumar: 68)
Hari itu adalah hari yang sangat
mengerikan. Allah k menggambarkannya dalam firman-Nya:
“Wahai sekalian manusia,
bertakwalah kalian kepada Rabb kalian, sesungguhnya goncangan hari kiamat itu
adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). Pada hari itu ketika kalian
melihat kegoncangan tersebut, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari
anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan semua wanita yang hamil dan kalian
lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan
tetapi azab Allah itu sangat keras.” (Al-Hajj: 1-2)
Usai tiupan kedua, manusia
bangkit dari kubur-kubur mereka dalam keadaan tanpa busana, tanpa alas kaki,
dan belum dikhitan. Tidak ada seorang pun yang menoleh kepada yang lain karena
kegelisahan yang menyelimuti. Semua dicekam ketakutan! Ketika Aisyah x
mendengar berita ini dari Rasulullah n, ia berucap:
ياَ رَسُوْلَ اللهِ، الرِّجَالُ
وَالنِّسَاءُ جَمِيْعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ؟ فَقَالَ n: الْأَمْرُ
أَشَدُّ مِنْ أَنْ يُهِمَّهُمْ ذَلِكَ
“Wahai Rasulullah, para lelaki
dan para wanita seluruhnya dikumpulkan dalam keadaan demikian berarti sebagian
mereka akan melihat aurat sebagian yang lain?” Rasulullah n menjawab,
“Perkaranya terlalu dahsyat dari membuat mereka berkeinginan demikian.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
Termasuk perkara yang menambah
kedahsyatan hari tersebut adalah didekatkannya matahari dengan manusia sehingga
peluh mereka bercucuran. Abu Hurairah z berkata, “Rasulullah n bersabda:
يَعْرَقُ النَّاسُ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ حَتَّى يَذْهَبَ عَرَقُهُمْ فِي الْأَرْضِ سَبْعِيْنَ ذِرَاعًا
وَيُلْجِمُهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ آذَانَهُمْ
“Manusia berkeringat pada hari
kiamat sampai-sampai keringat mereka bercucuran ke bumi setinggi 70 hasta dan
mengekang (menenggelamkan) mereka sampai mencapai telinga-telinga mereka.” (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
Al-Miqdad ibnul Aswad z
mengabarkan, “Aku pernah mendengar Rasulullah n bersabda:
تُدْنىَ الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ -قَالَ سُلَيْمُ بْنُ
عَامِرٍ: فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيلِ، أَمَسَافَةُ الْأَرْضِ
أَمِ الْمِيْلُ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ- قَالَ: فَيَكُوْنُ النَّاسُ
عَلىَ قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ، فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى
كَعْبَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ
يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ, وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا.
وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ n إِلَى فِيْهِ.
“Didekatkan matahari dengan
makhluk (manusia) pada hari kiamat hingga jarak matahari dari mereka seukuran
mil.” –Sulaim bin ‘Amir (perawi yang meriwayatkan dari Al-Miqdad, pent.), “Demi
Allah, aku tidak tahu apa yang beliau maksudkan dengan mil, apakah ukuran jarak
ataukah kayu/alat yang digunakan untuk mencelaki mata.”–Rasulullah bersabda,
“Maka manusia (pada saat itu) dibanjiri peluh sesuai kadar amalan mereka. Di
antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Di antara mereka
ada yang keringatnya sampai kedua lututnya. Di antara mereka ada yang
keringatnya sampai kedua pinggangnya. Dan di antara mereka ada yang benar-benar
ditenggelamkan oleh keringatnya.” Rasulullah n memberi isyarat ke mulutnya.”
(HR. Muslim)
Di saat kebanyakan manusia
tersiksa dengan panas yang sangat, peluh yang membanjiri dan ketakutan yang
sangat, ada segolongan orang yang dinaungi oleh Allah k dengan naungan-Nya.
Mereka tidak merasakan apa yang diderita oleh orang-orang lain. Di antara
mereka adalah yang dikabarkan oleh Nabi n dalam sabdanya:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي
ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ: إِمَامٌ عَادِلٌ, وَشَابٌّ نَشَأَ فِي
عِبَادَةِ اللهِ, وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلِّقٌ بِالْمَسَاجِدِ, وَرَجُلاَنِ
تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ, وَرَجُلٌ
دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصَبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ,
وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمُ شِمَالُهُ مَا
تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ, وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
“Ada tujuh golongan yang Allah
naungi dalam naungan-Nya pada hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya.
Mereka adalah imam (pemimpin) yang adil, pemuda yang tumbuh dalam beribadah
kepada Allah, lelaki yang hatinya selalu terikat/terpaut dengan masjid-masjid,
dua orang yang saling mencintai karena Allah mereka berkumpul karena Allah dan
berpisah karena Allah, (kemudian) seorang lelaki yang diajak berzina oleh
seorang wanita yang punya kedudukan dan kecantikan namun ia berkata, “Sungguh
aku takut kepada
Allah.” (Yang berikutnya) seorang yang bersedekah lalu ia
menyembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang
diinfakkan oleh tangan kanannya dan seseorang yang berzikir (mengingat) Allah
dalam keadaan sendirian lalu mengalir air matanya.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Saudariku, bayangkanlah kengerian
pada hari itu. Manusia berdiri di hadapan Rabbul ‘Alamin untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya selama hidup di dunia.
“Maka demi Rabbmu! Kami
sungguh-sungguh akan menanyakan kepada mereka seluruhnya, tentang apa yang
dulunya mereka amalkan.” (Al-Hijr: 92-93)
Sungguh, tidak ada satu pun yang
tersembunyi dari Allah k. Tidak ada seorang pun yang dapat mengingkari ataupun
menutupi apa yang dahulunya ia perbuat, karena anggota tubuhnya menjadi saksi.
فَيُخْتَمُ عَلَى فِيْهِ وَيُقَالُ
لِفَخِذِهِ وَلَحْمِهِ وَعِظَامِهِ: انْطِقِيْ. فَتَنْطِقُ فَخِذُهُ وَلَحْمُهُ
وَعِظَامُهُ بِعَمَلِهِ…
“Maka ditutuplah mulutnya dan
dikatakan kepada pahanya, dagingnya dan tulangnya, ‘Berbicaralah!’ Lalu
berbicaralah pahanya, daging dan tulangnya mengabarkan tentang amalannya
(ketika di dunia)….” (HR. Muslim)
Sahabat Rasul yang bernama ‘Adi
bin Hatim z mengabarkan sabda Rasulullah n:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ
سَيُكَلِّمُهُ رَبُّهُ لَيْسَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ تَرْجُمَانُ، فَيَنْظُرُ
أَيْمَنَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ مِنْ عَمَلِهِ، وَيَنْظُرُ
أَشْأَمَ مِنْهُ فَلاَ يَرَى إِلاَّ مَا قَدَّمَ، وَيَنْظُرُ بَيْنَ يَدَيْهِ
فَلاَ يَرَى إِلاَّ النَّارَ تِلْقَاءَ وَجْهِهِ، فَاتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ
بِشِقِّ تَمْرَةٍ
“Tidak ada seorang pun dari
kalian kecuali nanti akan diajak bicara oleh Rabbnya, tanpa ada seorang
penerjemah antara dia dengan Rabbnya. Lalu ia memandang ke arah kanannya namun
ia tidak melihat kecuali amal yang telah dilakukannya. Ia juga memandang ke
arah kirinya, namun ia tidak melihat kecuali amal yang telah dilakukannya. Dan
ia memandang ke depannya, namun ia tidak melihat kecuali neraka di hadapan
wajahnya. Maka jagalah diri kalian dari neraka walaupun dengan bersedekah
sepotong belahan kurma.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Saudariku, termasuk yang menambah
kengerian pada hari itu adalah sangat panjangnya hari tersebut. Sebagaimana
berita dari Dzat yang Maha Benar pengabaran-Nya:
“Seseorang telah meminta
disegerakannya azab yang pasti terjadi, bagi orang-orang kafir, yang tidak ada
seorang pun dapat menolaknya. (Yang datang) dari Allah, Yang mempunyai
tempat-tempat naik. Malaikat-malaikat dan Jibril naik menghadap kepada-Nya dalam
sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun1.” (Al-Ma’arij: 1-4)
Karenanya, hendaklah kita
memikirkan kengerian hari tersebut dan kita harus ingat bahwa keselamatan dari
kengeriannya hanyalah didapatkan dengan rahmat Allah, kemudian dengan amalan
shalih.
Hari itu semua manusia akan
menyesal. Bila ia seorang yang berbuat baik, ia akan menyesal kenapa ia tidak
menambah dan memperbanyak kebaikannya. Bila ia seorang yang berbuat jelek, ia
akan menyesal kenapa dahulu menyia-nyiakan umurnya dari melakukan amal shalih.
Ingatlah, saat catatan amal
beterbangan pada hari tersebut dalam keadaan seseorang tidak tahu apakah ia
akan menerima catatannya dengan tangan kanan sehingga ia beroleh kebahagiaan
nan abadi, ataukah ia akan menerimanya dengan tangan kiri sehingga ia akan
celaka.
“Adapun orang-orang yang
diberikan kepadanya catatan amaalnya dari sebelah kanannya, maka dia berkata,
‘Ambilllah, bacalah catatan amalku ini. Sungguh aku yakin bahwa aku akan
menemui hisab terhadap amalku.’ Maka orang itu berada dalam kehidupan yang
diridhai, dalam surga yang tinggi. Buah-buahannya dekat. (Kepada mereka
dikatakan), ‘Makan dan minumlah dengan sedap sebagai balasan amalan yang telah
kalian kerjakan pada hari-hari yang telah lalu.’ Adapun orang yang diberikan
kepadanya catatan amalnya dari sebelah kirinya, maka dia berkata, ‘Wahai,
alangkah baiknya bila sekiranya tidak diberikan kepadaku catatan amalku ini.
Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian
itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberikan
manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaan dariku.’ (Allah berfirman), “Peganglah
dia, lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkan dia ke dalam api
neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya
tujuh puluh hasta.’ Sesungguhnya dulu dia tidak beriman kepada Allah Yang Maha
Agung. Dan juga tidak mendorong orang lain untuk memberi makan orang miskin.
Maka tiada seorang pun teman baginya pada hari ini di sini. Dan tiada pula
makanan sedikit pun baginya kecuali berupa darah dan nanah. Tidak ada yang
memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.” (Al-Haqqah: 19-37)
Ingatlah saudariku, wahai
hamba-hamba Allah l, dengan shirath (titian) yang licin lagi menggelincirkan
yang diletakkan di atas punggung Jahannam. Manusia melewatinya sesuai kadar
amalannya. Ada yang melewatinya dengan sangat cepat, ada yang lambat perlahan,
ada yang merangkak, dan ada yang tersungkur ke dalam api yang menyala-nyala.
Kita tak tahu apakah kita termasuk yang selamat melewatinya, ataukah
na’udzubillah terperosok ke dalam jurang Jahannam. Kita mohon kepada Allah k
keselamatan!
Ingatlah semua ini wahai
saudariku! Yakinlah karena ini bukanlah khayalan, sekadar isapan jempol dan
dongeng pengantar tidur. Semua yang disebutkan di sini sungguh benar adanya dan
pasti datangnya. Perkara-perkara ini dekat, walaupun terasa kehidupan kita
panjang.
Apa yang kita persiapkan untuk
hari tersebut? Iya, amal shalih…. Dengannya setelah rahmat Allah k, kita akan
selamat dan termasuk orang-orang yang berbahagia. Menjadi penghuni surga yang
seluas langit dan bumi.
Ya Allah, ya Arhamar Rahimin, ya
Karim! Selamatkanlah kami dari siksa-Mu dan jadikanlah kami termasuk
orang-orang yang beruntung dapat mendiami surga-Mu, negeri kemuliaan-Mu. Amin.
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
0 komentar:
Post a Comment